Sunday, July 31, 2016

The Special One

Hi, it's me again.

Setelah 2th hiatus untuk menulis, kini, gue mencoba untuk menulis kembali. Meskipun isi nya pasti curhatan, ya.. 

Here we go!

Sesuai judul diatas, uhm.. gue mau buat ini semacam 'dedicated post' for someone sih ya. Pasti beberapa dari kalian juga tahu siapa, hahaha.

Let's start with his picture


Dia itu siapa ya? pacar? ya, bisa dibilang gitu sih.
But he is not only my boyfriend. Dia spesial, dan berbeda dari yang lainnya.
Mulai dari mana ya?

I am not good as a story teller, jadi maaf aja kalo ceritanya ngga runtun.

Awal kenal ketika kita sama-sama masuk SMA yang sama, kebetulan, kita satu ekskul basket makanya jadi kenal. Saat itu gue biasa aja, malahan gue punya gebetan (bukan dia). And he had a girlfriend too. What the...
Gue anggep dia biasa aja, sebagai teman di tim. Selanjutnya kita berlanjut chit chat di SMS. Ya, saat itu SMS sangat berarti untuk kita. 
Ternyata nyambung satu sama lain. Karena hobi yang sama, perbincangan kita tiap malam pun ga habis-habis. Dan gue, mulai suka..

Singkat cerita, kita pun jadian. Yang gue ingat itu, dia nembak di sebuah tempat makan. Sekarang gue tahu sih, kenapa kita kerjaannya makan terus, jadiannya aja di tempat makan.

Awalnya gue ragu, ya, bagaimana sih anak baru SMA mana mikirin untuk serius. Dan memang, saat itu hubungan kita ga serius-serius amat. Sekedar ada tempat berkeluh kesah, teman cerita saat ada guru yang menyebalkan, ataupun teman untuk diajak ke kantin bareng.

Dulu nih ya, di SMA gue kalo jalan berdua ke kantin sama pacar itu rasanya bangga banget. Apalagi bagi kami, murid kelas satu. Norak. Jalan di kantin berdua aja udah kaya jalan di karpet merah. Berasa jadi pusat perhatian. Padahal? nggak.

Tapi ya, itulah indahnya SMA.

Masa dimana semua drama dimainkan. Lucu memang. Apalagi kalo inget dulu suka berantem di sekolah dan harus nahan banget supaya ngga nangis karna takut ketahuan guru. Cabut pelajaran bareng ke kantin, pas ada guru piket langsung ngacir. Nanti deh, gue bakal ceritain masa-masa di SMA. Back to the main topic.

Anyway, gue ga pernah menyangka sebelumnya akan selama ini sama dia. Gue kira ini akan jadi hubungan yang sama seperti anak lainnya, yang putus dan ganti pacar sana-sini. Dan ternyata, cerita cinta masa SMA gue hanya diisi satu orang saja. Kayak Cinta dan Rangga di AADC gitu.

Kita sebenernya bukan termasuk pasangan yang romantis sih, malahan, temen-temen deket kita tahunya kalo kita ini tukang berantem. Emang. Kalo udah berantem, beuh, mereka semua angkat tangan. Ya, maklum, emosi jiwa muda, bung, Sulit dikendalikan.

Tetapi, sehebat apapun pertengkaran kita, ujungnya sudah pasti diketahui, tetap bersama. Aneh memang, tapi itu yang membuat gue tahu, kalo sebenarnya, itu cinta..

Orang yang dulu gue anggap hanya sebagai angin lalu, mampu membuat perasaan sehebat ini ke gue. Karna dia luar biasa buat gue. Sebelumnya, ga pernah ada yang ngelakuin hal-hal yang dia lakukan selama ini terhadap gue. Dia hebat.

Dia ga pernah meninggalkan gue apapun keadaan dan sifat gue. Dia akan berkorban demi kebahagiaan gue. Dia ga pernah ungkit hal yang dia udah lakuin buat gue. Dia ikhlas memberikan apapun yang dia miliki, asalkan gue bahagia.

Titis emang orangnya keras kepala. Egois dan emosian. Gue tahu semua sifat buruknya, tapi entah kenapa, gue masih mau bertahan. Titis emang galak, but he knows how to keep me. Sekeras-kerasnya dia, dia tahu caranya menjaga orang yang dia cintai.

Cinta itu apa sih? 

Gue rasa, pandangan cinta setiap orang itu berbeda. Dan cara untuk menunjukan cinta itu pun berbeda. Titis pun begitu, dia punya cara nya sendiri untuk mencintai dan menjaga orang-orang yang dia cintai. 

Tapi yang jelas, saat gue melihatnya dan senyum nya, gue bahagia. Gue senang didekatnya. Pelukannya terasa nyaman. Hangat. Sehingga membuat gue ga mau jauh dari dia.

Gue ga pernah tahu apa artinya cinta. Gue juga ga bisa jamin untuk mempertahankan perasaan gue ini selamanya. Namun yang jelas, untuk saat ini dan semoga untuk selamanya, hanya dia. Dia. Dengan nama lengkap, Titis Haryo Pratomo. Let me be forever yours.